Pengertian, Contoh dan Cara Menghindari Sifat Dengki / Iri Hati


Pengertian Dengki / Iri Hati

Dengki/iri hati berasal dari terjemahan bahasa arab yaitu hasud. Menurut kamus bahasa Indonesia dengki adalah merasa tidak suka jika orang lain mendapatkan kebahagiaan (kenikmatan, keberuntungan, dsb) dan ingin kebahagiaan itu pindah kepada dirinya. Iri hati yang amat sangat dapat mendorong timbulnya perasaan marah atau dengki kepada orang yang tidak disukai. Untuk melampiaskan perasaan tidak senangnya itulah orang yang iri dan dengki berusaha mencelakakan orang yang tidak disukainya. Pendengki lebih senang jika melihat orang yang tidak disukainya kesusahan atau kesulitan.

M. Usman Najati dalam bukunya yang berjudul “Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa” mengatakan bahwa dengki merupakan emosi yang dirasakan seseorang jika melihat orang lain memiliki sesuatu yang ia harapkan menjadi miliknya, bukan menjadi milik orang lain. Kadang-kadang seseorang merasa dengki terhadap orang lain karena orang yang terakhir ini mempunyai kekayaan yang besar, padahal ia sendiri yang mengharapkan dirinya menjadi kaya raya.

Zulmaizarna dalam bukunya “Akhlak Mulia bagi Para Pemimpin” mendefinisikan dengki atau iri hati sebagai sikap kejiwaan seseorang yang menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa hilang sama sekali. Jadi dapat dengki/iri hati merupakan perasaan seseorang yang tidak senang apabila orang lain mendapatkan keberhasilan ataupun kenikmatan dari Allah SWT. Dan pendengki biasanya berusaha untuk mencelakakan atau menjatuhkan orang yang tidak disukainya.

Anwar sutoyo mengutip dari Hasbi Ash-Shiddieqy yang mengelompokan dengki menjadi tiga kelompok yaitu:

  •  Mengharapkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain, supaya nikmat itu berpindah kepadanya. Untuk itu pendengki berupaya mencelakakan orang yang didengkinya dengan berbagai cara. Pendengki ini dapat dijumpai pada orang-orang yang memburu jabatan dan kemegahan.
  • Mengharapkan pindahnya nikmat yang ada pada orang lain, baik untuk pindah kepadanya atau tidak. Pendengki tipe ini tidak berupaya mencelakakan orang yang didengkinya karena masih takut kepada Allah.
  • Mengharapkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain, karena kebencian terhadap perilaku orang yang didengkinya itu yang gemar memanfaatkan nikmat yang ada pada dirinya untuk berlaku dhalim kepada pihak lain. Dengki tipe ini tidak termasuk tercela dalam agama, sebab dengan hilangnya nikmat itu akan berhentilah kedhalimannya.


Dalil yang Menerangkan Dengki/Iri hati

Banyak orang yang cenderung merasa dengki terhadap orang-orang yang mendapatkan karunia dari Allah, baik berupa harta, anak, kesehatan ataupun keberhasilan. Dalam Al-Quran diungkapkan kedengkian orang-orang Yahudi dan musyrik terhadapa anugerah kenabian yang dikaruniakan kepada nabi Muhammad SAW dan kedengkian mereka pada karunia keimanan dan petunjuk yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin.

مَّا يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ وَلَا ٱلْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ
“Orang-orang kafir dari Ahli kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian) dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS, Al-Baqarah: 105)

أَمْ يَحْسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۖ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَٰهُم مُّلْكًا عَظِيمًا

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada manusia itu? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar” (QS, An-Nisa: 54)

Terkadang dengki timbul antara  sesama saudara. Seseorang kadang-kadang merasa dengki dengan saudaranya karena pelbagai anugerah yang dikaruniakan Allah kepadanya. Seperti kisah nabi Yusuf yang diperingati oleh ayahnya yaitu nabi Ya’kub agar tidak menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Dalam Al-Quran Surah Yusuf ayat 5 dijelaskan:

قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, agar mereka tidak makar untuk (membinasakan)mu. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf: 5)

Oleh karena itu, kedengkian dapat mendorong terjadinya kebencian dan permusuhan, maka Allah memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan orang-orang yang dengki, yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Falaq ayat 5:
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”


Contoh Orang yang Dengki/Iri Hati

Dalam Al-Quran telah banyak contoh orang-orang yang dengki. Seperti kasus pembunuha pertama di dunia yang dilakukan oleh anak Adam yang bernama Qabil terhadap Habil. Karena didorong oleh perasaan iri Qabil terhadap Habil yang  kurbannya diterima oleh Allah, kemudian mendorong Qabil membunuh adiknya Habil. Kemudian kisah Nabi Yusuf as yang dicelakakan oleh saudara-saudaranya dengan cara dimasukkan ke dalam sumur tua lantaran perasaan iri kakaknya yang melihat Yusuf disayang oleh ayahnya yaitu Nabi Ya’kub karena perangai/akhlaknya yang bagus dan menunjukkan keistimewaan. 

Selain dari itu, contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu ada dua orang penjual bakso bernama Jaenudin dan Mukidi, letaknya berdekatan di perempatan jalan yang cukup ramai. Mukidi memulai berjualan lebih dahulu dari pada Jaenudin. Akan tetapi pelanggan Jaenudin lebih banyak daripada Mukidi. Hal tersebut dikarenakan harga bakso Jaenudin lebih murah, rasanya lebih enak, tempatnya lebuh bersih, dan pelayanannya lebih baik. Ditambah lagi bakso Jaenudin tidak memakai formalin. Sebaliknya, bakso Mukidi terlihat berwarna putih dan harganya lebih mahal.

Melihat keberhasilan dan kesuksesan Jaenudin, Mukidi sering kesal dan marah-marah. Bahkan ia pernah mendatangi warung Jaenudin dan menuduhnya menggunakan ilmu hitam untuk memajukan usahanya. Tidak jarang juga ia menghasut tetangga-tetangga dagangannya agar semua orang membenci dan mengusir Jaenudin dari situ.

Akan tetapi, suatu hari ia bertemu dengan pelanggan, kemudian pelanggan tersebut berkata padanya: “Bapak tidak perlu iri hati dan dengki kepada orang lain. Lebih baik bapak intropeksi diri. Mungkin ada yang salah dengan diri bapak dan bakso yang bapak buat. Jika bapak melayani setiap pelanggan dengan baik, pasti pelanggan akan kembali lagi. Ditambah jika rasanya enak, bersh dan sehat, orang pun akan membeli bakso bapak. Pikirkanlah, jika setelah dipikir-pikir ternyata bapak tidak pandai membuat bakso maka buatlah usaha lain, contohnya membuka toko sembako atau toko lontong. Bagaimana?

Setelah memikirkan sekian lama apa yang diucapkan pelanggan tersebut, maka Mukidi memutuskan bahwa baksonya memang kurang enak, dan karena jarang laku, ia memutuskan menggunakan pengawet. Akhirnya ia memutuskan untuk mengganti usahanya dengan membuka toko lontong. Kemudian hal tersebut berdampak baik pada usahanya. Setelah itu, ia mendatangi kedai bakso Jaenudin dan meminta maaf atas sifat iri dan dengkinya kepada Jaenudin yang dulu.


Cara Menghindari Dengki/Iri Hati

Orang yang memiliki sifat dengki, merasa iri hati melihat orang lain hidup senang. Ia menginginkan agar keberuntungan yang diperoleh orang lain itu berpindah kepada dirinya. Segala amal ibadah yang dilakukan oleh pendengki menjadi  suatu kesia-siaan belaka. Terhapus oleh sifat dengkinya itu, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ 
“Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki, karena kedengkian itu memakan semua kebaikan, sebagaimana api menghanguskan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)

Sifat dengki merupakan penyakit hati. Hati orang yang dihinggapi sifat dengki dikotori oleh perasaan yang buruk. Dengki akan menimbulkan kebencian, permusuhan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kita harus menghindari sifat ini. Sebelum itu kita harus mengetahui penyebab lahirnya sifat dengki. Sifat dengki dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab diantaranya yaitu: 
  • Tidak bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan. Oleh karena itu pendengki tidak merasa puas dan selalu merasa kekurangan. Ia selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Jika orang lain beruntung, dia merasa iri terhadap orang tersebut.
  • Adanya perasaan tidak senang terhadap orang lain. Jika seseorang merasa tidak senang terhadap orang lain, maka timbul keinginan untuk membalas. Dia akan merasa senang apabila orang tersebut merasa kesusahan atau kecelakaan.
  • Adanya perasaan tinggi hati. Orang yang tinggi hati biasanya tidak senang jika ada yang menyaingi dirinya. Dia meninginkan orang lain lebih rendah atau lebih buruk keadaannya daripada dirinya.
  • Senang kepada kedudukan atau pangkat. Orang seperti ini selalu meningingkan kedudukan atau pangkat yang tinggi, apabila ada orang lain yang mendapatkannya maka dia akan merasa iri terhadap orang tersebut.

Setelah kita mengetahui sebab-sebab orang memiliki sifat dengki, maka kita harus mengetahui cara menghindari sifat dengki. Cara yang paling efektif yaitu dengan melatih diri untuk melakukan hal yang berlawanan dengan penyebab sifat dengki, yaitu: 
  • Senantiasa bersyukur terhadap nikmat yang Allah berikan  kepada kita. Dengan bersyukur kita akan merasa cukup dan tidak merasa iri terhadap orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim ayat 7

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

“Dan (Ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya Jika kamu bersyukur terhadap nikmat-Ku maka akan Ku tambah nikmat untukmu, Apabila kamu kufur terhadap nikmat-Ku maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih”
  • Berusaha menyenangi orang lain, sekalipun orang itu membenci kita.
  • Bersikap rendah hati, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan demikian, keadaan orang lain tidak membuat kita merasa disaingi atau menyaingi.
  • Hiduplah sesuai dengan kemampuan kita. Jangan tergila-gila dengan pangkat atau kedudukan. Karena pangkat atau kedudukan tidak akan membuat orang menjadi terhormat.
  • Jadilah dermawan, ikhlas dalam beramal, suka menolong orang yang sedang mengalami kesusahan. Dengan demikian akan timbul rasa persaudaraan diantara sesama.
  • Rajin belajar dan bekerja, orang yang rajin belajar dan bekerja akan mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Orang yang berjiwa besar dan sukses, tidak akan bersikap dengki karena tahu bahwa dengki hanya akan merugikan diri sendiri.

0 Response to "Pengertian, Contoh dan Cara Menghindari Sifat Dengki / Iri Hati"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel