Pengertian Belajar Menurut Para Ahli


Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan, Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenali arti belajar dengan segala aspek bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Kekeliruan dan ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Berdasarkan persepsi semacam itu, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.

Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, berikut ini akan disajikan beberapa pengertian dari para ahli.


B.F.Skinner, seperti yang dikutip Barlow (dalam Muhibbin Syah, 2003) dalam bukunya Educational Psychology: The Teaching- Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyeuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (Reinforcer). Menurut Skinner, timbulnya tingkah laku belajar karena adanya hubungan antara stimulus (rangsangan) dengan respons.

Chaplin dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan.Rumusan pertama berbunyi: Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.Rumusan yang keduanya adalah: belajar ialah proses memperoleh respons- respons sebagai akibat adanya latihan khusus.

Reber dalam kamusnya, Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi.
  • Pertama, belajar adalah The process of acquiring knowledge (proses memperoleh pengetahuan). Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak mengikutsertakan ketrampilan non-kognitif.
  • Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice (suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat).
Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, istilah-istilah tersebut meliputi:

  • Relatively permanent (yang secara umum menetap)
  • Responspotentiality (kemampuan bereaksi) 
  • Reinforced(yang diperkuat) 
  • Practice(praktek atau latihan) 


Istilah relatively permanent, maksudnya adalah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah, jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar.

Istilah respons potentiality, berati menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau kinerja hasil belajar.  Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur.

istilah reinforced, maksudnya adalah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan.

Sementara itu, istilah yang terakhir yakni practice, menunjukkkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.


Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning: The View From Cognitive Psychology mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif, rumusan institusional; rumusan kualitatif

Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak- banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.

Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya ialah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru maka akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai.

Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjuan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman- pemahaman serta cara- cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.


Timbulnya aneka ragam pendapat para ahli tersebut di atas adalah fenomena perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan titik pandang. Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan.

Situasi belajar menulis, misalnya, tentu tidak sama dengan situasi belajar matematika. Namun demikian, dalam beberapa hal tertentu yang mendasar mereka sepakat seperti dalam penggunaan istilah "berubah" dan tingkah laku"

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat difahami sebagai: tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Namun, perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.

0 Response to "Pengertian Belajar Menurut Para Ahli"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel