Pengertian, Macam-macam, dan Cara Mengobati Sifat Keras Hati (Marah)



Keras hati dapat diartikan juga dengan marah. Dalam bahasa arab marah disebut dengan ghadab. Marah dalam pengertian ghadab berarti bersifat negatif. Dalam kamus bahasa Indonesia marah artinya gusar, jengkel, muak dan sangat tidak senang kerena diperlakukan tidak sepantasnya, bisa juga bermakna berang. Marah secara umum mengakibatan tergangunya aktualisasi diri dalam kehidupan dan marah merupakan penyakit jiwa yang ada di dalam diri manusia.

Marah merupakan lawan kata dari ridha. Marah dari manusia berarti ada sesuatu yang telah memasuki hatinya. Marah sendiri terbagi menjadi dua, ada yang terpuji dan ada yang tercela. Marah yang terpuji yaitu marah karena adanya kemaksiatan dan karena kebenaran. Sedangkan marah yang tercela marah kepada orang lain tanpa sebab-sebab tertentu atau bukan karena kemaksiatan. Akan tetapi Allah memerintahkan kepada setiap muslim untuk menahan amarahnya. Firman Allah dalam QS. Al-Imran ayat 133-134:


وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ  (١٣٣ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ (١٣٤)

“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”

Rasulullah SAW juga memberikan pesan agar kita jangan marah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata: “Berilah aku pesan”. Rasulullah SAW bersabda” “Jangan marah”. Laki-laki itu mengulangi permintaannya, namun Rasulullah tetap bersabda: “Jangan marah”. (HR. Bukhari)



#Macam-macam Daya Marah

Menurut Imam Al-Ghazali kekuatan marah terdapat pada jantung dan yang dimaksud dengan marah yaitu ketika darah yang berada di sekitar jantung mendidih dan tersebar ke seluruh pembuluh darah lalu naik ke atas tubuh sebagaimana api dan air yang mendidih saat dimasak di tungku. Oleh karena itu, ketika orang marah darah akan naik ke atas wajah, kemudian wajah, mata, dan kulit menjadi merah. Hal itu menggambarkan warna darah dibaliknya sebagaimana kaca menggambarkan sesuatu yang bercermun padaanya. Kondisi marah pada diri seseorang dibagi menjadi tiga yaitu tidak ada atau lemah, sedang dan berlebihan.

1. Tidak memiliki daya marah atau lemah
Kurang baik apabila seseorang tidak dapat marah atau memiliki kemarahan yang lemah. Dengan tingkat ini seseorang akan memiliki harga diri yang rendah dan hina yang berdampak tidak baik dan tidak melakukan apa-apa ataupun hanya diam saja ketika ada hal-hal yang diharamkan atau perbuatan munkar/maksiat yang terjadi.

2. Daya marah sedang
Daya marah sedang adalah daya marah yang muncul dan masih berada dalam kontrol akal dan agama. Daya marah sedang merupakan daya marah yang muncul ketika diperlukan dan redup ketika tidak diperlukan dan harus mengedepankan kesabaran. Menjaga posisi marah dalam kondisi yang sedang memang anjuran yang disarankan oleh agama dimana sebaik-baiknya hal bersifat tengah-tengah.

3. Daya marah yang berlebihan
Daya marah berlebihan merupakan daya marah yang keluar dari diri seseorang sehingga seseorang keluar dari kontrol akal dan agama. Saat seseorang marah seperti ini, maka nuranu dan daya pikirnya sudah hilang. Posisi marah seperti ini merupakan sifat negatif dan berdampak pada anggota tubuh sebagai berikut:

  • Jasad, orang yang marah biasanya berubah warna menjadi merah, seluruh tubuhnya gemetar, muncul perbuatan-perbuatan yang tidak beraturan dan terkendali serta gerakan dan pembicaraan yang tidak semestinya.
  • Lisan, akibat marah biasanya lisan akan mengeluarkan cacian dan pembicaraan yang buruk dan tidak sepatutnya diucapkan dan didengarkan oleh orang.
  • Anggota tubuh lain, pengaruh marah pada anggota lain biasanya akan muncul pukulan, hantaman, merobek bahkan pembunuhan.
  • Hati, dampak yang terjadi ketika marah pada hati yaitu timbulnya sifat dengki/iri hati, menyimpan dendam dan umpatan, kesedihan, niat untuk mengungkap keburukan sosok yang dimarahi, membuka aib dan mengolok-olok.


#Cara Mengobati Perilaku Keras Hati (Pemarah)

Ketika kemarahan seseorang sudah memuncak maka dia harus mengendalikan amarahnya/meredamnya sehingga ia tidak melakukan tindakan yang tercela. Mengobati marah pada seseorang harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan amal shalih. Menurut Imam Al-Ghazali ketika marah seseorang sudah memuncak maka ia harus mengupayakan diri untuk:

1. Membaca ta’awudz
Ta’awudz adalah memohon perlindungan kepada Allah dari tipu daya syaitan yang membangkitkan emosi. Rasulullah SAW mengajarkan untuk mengatasi rasa amarah yang ada di dalam diri dengan berta’awudz. Marah yang memuncak umumnya disertai oleh bisikan dan tipu daya syetan. Oleh karena itu kita harus berlindung kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:


وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ نَزْغٌ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raf: 200)

2. Merubah posisi, apabila seseorang marah hendaknya dia merubah posisi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sabda Rasulullah SAW:

إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ  وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ، وَإِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ

“Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri maka hendaklah dia duduk (hal itu cukup baginya), jika marahnya reda. Namun jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring” (HR. Abu Daud)

3. Berwudhu, marah berasal dari api dan api akan padam dengan air. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ

“Sesungguhnya kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari api, dan api hanya dapat dipadamkan dengan air, karena itu jika salah seorang dari kalian marah, maka hendaknya ia mengambil air wudhu” (HR. Ahmad)

4. Diam, ketika marah sedang memuncak lebih baik diam, agar tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya. Kemudian juga agar terkontrolnya lisan dari dorongan nafsu dan pengaruh setan. Dalam hadits Rasulullah SAW dijelaskan:

وَ إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ

“...dan jika salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah ia diam” (HR. Ahmad)

0 Response to "Pengertian, Macam-macam, dan Cara Mengobati Sifat Keras Hati (Marah)"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel