Kebutuhan Hidup ataukah Gaya Hidup?



Banyak sekali orang diluar sana merasa tidak cukup dengan apa yang dia punya. Seakan-akan mereka tidak puas dengan hal tersebut.

Contohnya mereka sudah mempunyai smartphone kemudian tak beberapa lama muncul kembali smartphone yang baru dengan kualitas yang lebih baik, maka mereka mempunyai keinginan untuk membelinya. 

Hal tersebut memanglah wajar karena sifat manusia yang tak pernah puas dengan apa yang ia miliki. Akan tetapi kita harus tahu bahwa semua itu hanya menuruti hawa nafsu saja. Itu semua adalah gaya hidup yang takkan pernah ada habisnya.

Apakah Anda tahu bahwa di luar sana banyak sekali orang yang bekerja keras hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

Mereka bekerja untuk menafkahi keluarganya, untuk menyambung hidupnya. Mereka tetap selalu bersyukur apa yang didapatkan, yang terpenting bagi mereka ialah memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka tak mengharapkan lebih dari itu.

Di sisi lain banyak sekali orang yang berkecukupan atau yang biasa disebut dengan orang kaya. Namun mereka tak merasa cukup dengan apa yang ia miliki. karena mereka terus menerus mengejar gaya hidup (life style) agar mereka merasa dipandang oleh orang lain. Mereka merasa malu apabila berpenampilan sederhana.

Apakah Anda tahu bahwa gaya hiduplah yang membuat kita sengsara dan menderita?

Gaya hidup membuat hidup kita takkan merasa tenang. Dengan gaya hidup kita akan terus menerus mengejar harta dunia.

Kita seolah tidak puas dengan penghasilan yang kita miliki saat ini. Gaya hidup membuat kita glamor/hidup dalam kemewahan sehingga apa yang kita dapatkan, apa yang kita hasilkan, kita tak pernah puas dengan hal tersebut.

Apakah Anda tahu bahwa kebutuhan hidup itu tidaklah mahal? Jika kita memenuhi kebutuhan hidup, pasti kita tidak akan merasa kekurangan. Kita akan merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Hidup kita pun akan merasa tenang, yang membuat mahal dalam hidup itu gaya hidup bukan kebutuhan hidup.

Di zaman sekarang ini dengan teknologi yang sudah sangat maju, banyak sekali para remaja cenderung lebih mengutamakan gaya hidup mereka, dibandingkan dengan kebutuhan hidupnya. 

Contohnya saja meraka gengsi apabila tidak mempunyai smartphone yang bagus. Mereka tak mau dikatakan ketinggalan zamanlah. Memang selain dari kemajuan teknologi lingkungan pun mempengaruhi seseorang, mempengaruhi gaya hidupnya, mempengaruhi perilakunya dan lainnya.

Di zaman sekarang juga segala biaya kebutuhan hidup sudah mulai mahal, contohnya bayar airlah, bayar listriklah, dan biaya kebutuhan pokok makanan.

Akan tetapi yang kita salahkan berbagai pihak. Seharusnya kita berintropeksi diri kita, masih pantaskan diri kita menyalahkan pihak lain? Gaya hidup saja terpenuhi ko kebutuhan hidup sehari-hari kurang? Seharusnya kita memprioritaskan kebutuhan hidup jangan gengsi dan memikirkan gaya hidup. Jadi apa yang kita prioritaskan saat ini kebutuhan hidup ataukah gaya hidup?

Dengan tulisan ini bukan berarti saya menggurui, tulisan ini untuk intropeksi diri kita masing-masing termasuk saya sendiri. Dan tulisan ini bukan saja sebagai kritisi dari saya pribadi yang ada dalam pikiran saya saat ini.

0 Response to "Kebutuhan Hidup ataukah Gaya Hidup?"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel