Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari



Jumlah manusia yang ada di bumi sekarang ini mencapai milyaran orang. Jumlah manusia yang cukup banyak menimbulkan banyak sekali perbedaan di dalam setiap masyarakat. Setiap perbedaan agama, suku, bangsa, warna kulit, dan lain sebagainya. Karena banyak perbedaan ini, kemudian memunculkan konflik yang sebenarnya bisa tidak terjadi, apabila adanya “Toleransi” antar sesama.

Tahukah Anda apa itu toleransi? 

Toleransi ialah sifat atau sikap menghargai, menghormati atau membiarkan pendirian orang lain yang berbeda dengan pendirian kita sendiri. Dalam agama Islam sendiri toleransi disebut juga dengan tasamuh yang berarti kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan.

Secara umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (Ar-Rahman), keadilan (Al-‘Adalah), keselamatan (As-Salam) dan ketauhidan (At-Tauhid). Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas yang membedakan toleransi pandangan Islam dengan lainnya.


Toleransi Menurut Al-Qur’an dan Sunnah

Dalam pandangan agama Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim maupun non muslim. Syaikh Yusuf Qardhawi menyebutkan ada empat fakor utama yang menyebabkan toleransi yang unik selalu mendominasi perbuatan ymat Islam terhadap non Muslim, yaitu:

1. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangasaannya dan kerukunannya.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ : 70)

2. Perbedaan bahwa manusia dalam beragama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah SWT yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur.

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ 

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” (QS. Hud : 118)

3. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti.

وَإِن جَادَلُوكَ فَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ (٦٨) اللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (٦٩

“Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah : “Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan”. Allah akan mengadili diantara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu berselisih padanya.” (QS. Al-Hajj :68-69)

4. keyakinan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu ntuk berbuat tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa, dan bertakwalah kepada Allah, seseungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-maidah : 8)


Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Menurut sirah nabawiyah, Nabi Muhammad SAW telah memberikan banyak contoh yang mengajarkan kepada kita pentingnya toleransi. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi Muhammad memberi makan seorang Yahudi miskin setiap hari dengan terus menghargai keyakinannya dan tanpa memaksakan agama Islam kepadanya.

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi melintas disebelah Rasulullah SAW dan para sahabat, seketika Rasulullah SAW berhenti dan berdiri. Kemudia salah seorang sahabat berkata: kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi? Nabi bersabda: bukankah dia juga manusia?. Subhanallah!

Maksud toleransi dalam pergaulan hidup antarumat beragama didasarkan kepada: Setiap agama memiliki syari’at masing-masing yang harus dikerjakan pemeluknya. Atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan dalam sikap keberagamaan pemeluk agama dalam pergaulan hidup antara umat beragama dalam masalah sosial atau kemaslahatan umum. Dalam Al-Quran surat Al-Kafirun ayat 6 dijelaskan:

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ 

“untukmu agamamu dan untukku agamaku”


#Nilai-Nilai Positif Toleransi

Nilai-nilai positif toleransi diantaranya sebagai berikut:
  • Menguatkan ukuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat. 
  • Mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. 
  • Menunjukan sikap saling menghormati antar sesama. 
  • Mewujudkan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat. 
  • Menghilangkan sifat-sifat buruk seperti hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan. 

Oleh karena itu kita sebagai manusia yang beragama harus membiasakan bersikap toleransi kepada orang lain baik orang tersebut muslim maupun non muslim. Karena di dalam sikap bertoleransi ada nilai-nilai positif yang terkandung. Akan tetapi toleransi terhadap masalah-masalah dunia saja bukan masalah keagamaan.

0 Response to "Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel