Cara Menyambut Ramadhan Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Beragam cara dilakukan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sebagian orang mengunjungi kedua orang tua. Sebagian lain menziarahi makam para kiai, orang tua, atau kerabat yang lebih dahulu berpulang ke rahamtullah. Sementara Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyarankan sejumlah hal dalam menyambut Ramadhan.
Pada bulan Sya’ban, Syekh Abdul Qadir menyarankan umat Islam untuk memperbanyak shalawat nabi. Pasalnya, Sya’ban adalah bulan Rasulullah SAW. Umat Islam seyogianya bertawasul melalui Rasulullah SAW agar Allah membersihkan batinnya dari pelbagai penyakit, yaitu riya, ujub, takabbur, dengki, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam menyongsong bulan Ramadhan, Syekh Abdul Qadir menganjurkan umat Islam untuk meninggalkan segala perbuatan dosa dan segara melakukan tobat kepada Allah sebagai keterangan berikut ini:
وقد قال صلى الله عليه وسلم "من صلى عليّ واحدة صلى الله عليه عشرا" فينبغي لكل مؤمن لبيب أن لا يغفل في هذا الشهر بل يتأهب فيه لاستقبال شهر رمضان بالتطهر من الذنوب والتوبة عما فات وسلف فيما مضى من الأيام فيتضرع إلى الله في شهر شعبان ويتوسل إلى الله تعالى بصاحب الشهر محمد صلى الله عليه وسلم حتى يصلح فساد قلبه ويداوى مرض سره ولا يسوف ويؤخر ذلك إلى غد
Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang bershalawat sekali untukku, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.’ Oleh karena itu, seorang Mukmin yang pandai tidak abai pada bulan ini (Sya’ban). Bahkan ia harus mempersiapkan diri pada bulan ini untuk menyambut bulan Ramadhan dengan bersuci dari dosa dan bertobat atas kebaikan yang luput pada hari-hari yang lewat. Ia seyogianya tunduk kepada Allah di bulan Sya’ban dan bertawasul melalui Rasulullah, pemilik bulan Sya’ban sehingga ia dapat memperbaiki kerusakan batinnya dan mengobati sakit secara rohani tanpa menunda dan menangguhkan sampai besok,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).
Syekh Abdul Qadir menganjurkan pertobatan dan peribadatan segera tanpa menunda-nunda. Ia menyarankan agar umat Islam segera mengisi waktunya dengan kebaikan. Pasalnya, tidak ada jaminan panjang usia sampai esok hari.
لأن الأيام ثلاثة أمس وهو أجل واليوم وهو عمل وغدا وهو أمل فلا تدري هل تبلغه أم لا؟ فأمس موعظة واليوم غنيمة وغدا مخاطرة
Artinya, “Hari-hari hanya tiga. Kemarin adalah waktu yang sudah selesai. Hari ini adalah waktu beramal. Esok adalah angan-angan. Kau tidak tahu apakah kau akan mengalami esok hari atau tidak? Kemarin adalah nasihat. Hari ini adalah ghanimah (amal kebaikan). Besok adalah pertaruhan,” (Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1996 M/1416 H], cetakan pertama, juz I, halaman 246).
Demikian persiapan yang dianjurkan oleh Syekh Abdul Qadir dalam menyambut bulan Ramadhan. Persiapan ini diharapkan dapat membimbing seseorang di dalam adab menyongsong Ramadhan. Wallahu a‘lam.
0 Response to "Cara Menyambut Ramadhan Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA