Empat Tipe Manusia dalam Mengatur Waktu
Apakah Anda sering merasa kekurangan waktu? Padahal energi Anda sudah begitu maksimal dihari itu? Jika jawabannya iya, maka ada yang salah dalam cara Anda mengatur diri untuk waktu yang telah Tuhan berikan kepada Anda.
Dalam Al-Quran Allah menempatkan waktu di tempat yang paling tinggi. “Dan mereka berkata, kehidupan ini tidak lain ketika kita berada di dunia, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan (mematikan) kita kecuali dhar (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam).” (QS. Al-Jaatsiyah:24)
Dari sini sebenarnya kita dapat belajar bahwa kehidupan yang sementara ini harus kita jadikan ladang amal bagi kita. Dan semua itulah pasti lah bergantung dari tindakan-tindakan kecil kita setiap harinya.
Sebagai contoh, disebuah university di Amerika ada seorang dosen sedang mengajar disebuah kelas, tapi uniknya dia datang dengan membawa 3 buah benda. Yang pertama adalah batu, kedua pasir dan yang ketiga adalah gelas.
Sang dosen tadi meminta mahasiswanya memasukan batu dan pasir ke dalam gelas agar semuanya bisa masuk. Salah satu mahasiswa mencobanya, ia memasukkan pasir terlebih dahulu ke dalam gelas kemudian batu, dan apa yang terjadi? Ternyata batu dan pasirnya tidak masuk semua ke dalam gelas.
Dosen yang bijaksana tadi memberikan contoh kepada seluruh mahasiswanya di kelas dengan cara memasukkan batu besar terlebih dahulu batu diikuti dengan kerikil-kerikil kecil dan kemudian pasir.
Dalam Al-Quran Allah menempatkan waktu di tempat yang paling tinggi. “Dan mereka berkata, kehidupan ini tidak lain ketika kita berada di dunia, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan (mematikan) kita kecuali dhar (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam).” (QS. Al-Jaatsiyah:24)
Dari sini sebenarnya kita dapat belajar bahwa kehidupan yang sementara ini harus kita jadikan ladang amal bagi kita. Dan semua itulah pasti lah bergantung dari tindakan-tindakan kecil kita setiap harinya.
Sebagai contoh, disebuah university di Amerika ada seorang dosen sedang mengajar disebuah kelas, tapi uniknya dia datang dengan membawa 3 buah benda. Yang pertama adalah batu, kedua pasir dan yang ketiga adalah gelas.
Sang dosen tadi meminta mahasiswanya memasukan batu dan pasir ke dalam gelas agar semuanya bisa masuk. Salah satu mahasiswa mencobanya, ia memasukkan pasir terlebih dahulu ke dalam gelas kemudian batu, dan apa yang terjadi? Ternyata batu dan pasirnya tidak masuk semua ke dalam gelas.
Dosen yang bijaksana tadi memberikan contoh kepada seluruh mahasiswanya di kelas dengan cara memasukkan batu besar terlebih dahulu batu diikuti dengan kerikil-kerikil kecil dan kemudian pasir.
Dalam waktu singkat pasir dan kerikil kecil tadi masuk dan memenuhi gelas tadi melalui sela-sela batu besar yang masuk terlebih dahulu secara perlahan. Singkat cerita penuhlah gelas tersebut dengan batu dan pasir yang telah dicontohkan tadi.
Begitu banyak orang diluar sana yang hari ini melakukan hal-hal kecil yang bukan prioritas utamanya. Kemudian terjebak dalam rutinitas yang sebenarnya membuat ia tidak beranjak dari posisinya saat ini.
Begitu banyak orang diluar sana yang hari ini melakukan hal-hal kecil yang bukan prioritas utamanya. Kemudian terjebak dalam rutinitas yang sebenarnya membuat ia tidak beranjak dari posisinya saat ini.
Tidak ada perubahan signifikan dalam hidupnya sejak lima tahun yang lalu. Dan akhirnya dengan perkembangan dan tekanan persaingan hidup ia pelan-pelan tergilas oleh waktu itu sendiri.
Misalkan teman Anda mengajak bermain di saat-saat Anda harus belajar, ataupun hal yang lainnya yang sebenarnya tidak penting tidak mendesak. Akan tetapi ajakan tersebut diterima dan diikuti. Memang mereka tidak memakasa, tapi Anda tertarik untuk melakukannya bersama-sama.
Saran saya bagian 1,3 dan 4 harus mulai Anda kurangi atau bahkan hilangkan. Menjadi pribadi yang terencana akan membuat kita tampil dan meraih hasil yang maksimal. Fokuslah kebagian 2. Anda harus menggunakan waktu untuk hal-hal yang penting akan tetapi tidak mendesak.
sumber: my enemy is me karya syafii efendi
Ada 4 hal setiap hari menjadi tantangan bagi kita dalam mengatur dan menggunakan waktu dalam hidup.
1. Hal Penting dan Mendesak
Cara Anda menggunakan waktu yang sebenarnya bisa lakukan sejak dulu. Namun Anda menundanya sampai akhirnya waktu kian mendekat dan “Terpaksa” menyelesaikannya. Hasilnya kurang maksimal dan energi Anda termakan habis seketika itu juga.2. Hal Penting dan Tidak Mendesak
Cara Anda menggunakan waktu di bagian ini lebih bijaksana. Anda mulai melakukan rencana-rencana yang terukur. Target bulanan Anda pecah dalam kegiatan harian dan akhirnya hasilnya pun maksimal dan bisa ditingkatkan terus menerus. Ini adalah bagian “High Recomended” untuk dijadikan kebiasaan Anda3. Tidak Penting dan Tidak Mendesak
Di bagian ini Anda sangat lalai menghabiskan waktu, lingkungan yang negatif dan lemah membawa Anda pada sikap ini dan tentunya adalah atas persetujuan Anda secara pribadi juga. Hal-hal yang tidak penting menghampiri dan diterima begitu saja. Hal ini lama kelamaan menjadi kebisaan dan dapat meracuni masa depan.Misalkan teman Anda mengajak bermain di saat-saat Anda harus belajar, ataupun hal yang lainnya yang sebenarnya tidak penting tidak mendesak. Akan tetapi ajakan tersebut diterima dan diikuti. Memang mereka tidak memakasa, tapi Anda tertarik untuk melakukannya bersama-sama.
4. Tidak Penting Akan Tetapi Mendesak
Dalam bagian ini misalnya Anda ditelepon teman: “Ayo dong, kita nonton sekarang. Yang lain udah pada ngumpul nih, ayo dong...” Kemudian Anda ikut terdesak dan menghabiskan waktu di bioskop padahal mungkin diwaktu yang sama ada pekerjaan atau tugas lain yang lebih penting.Saran saya bagian 1,3 dan 4 harus mulai Anda kurangi atau bahkan hilangkan. Menjadi pribadi yang terencana akan membuat kita tampil dan meraih hasil yang maksimal. Fokuslah kebagian 2. Anda harus menggunakan waktu untuk hal-hal yang penting akan tetapi tidak mendesak.
sumber: my enemy is me karya syafii efendi
0 Response to "Empat Tipe Manusia dalam Mengatur Waktu"
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA