Pembelajaran Al-Quran Terhadap Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar



PEMBELAJARAN AL-QUR’AN TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR 



Ridwan 
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Jl. Raya Syekh Nawawi Al-Bantani No.30 Andamui, Sukawana, Curug, Serang, Banten 42171. Tel. (0254) 200323, 208849, Fax. 0254-200022 



PENDAHULUAN 

Latar Belakang Masalah

Setiap manusia dilahirkan dengan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ada manusia yang dilahirkan secara sempurna yakni tidak memiliki cacat pada fisik maupun psikisnya, ada pula manusia yang dilahirkan dengan memiliki cacat pada fisik maupun psikisnya atau biasa disebut anak berkebutuhan khusus (ABK). Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendidikan yang diberikan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan pendidikan khusus pula. Pendidikan yang diberikan terhadap anak berkebutuhan khusus bukan hanya pendidikan umum saja akan tetapi perlu diberikan pendidikan agama. 

Salah satu anak berkebutuhan khusus (ABK) ialah anak yang mengalami kesulitan dalam hal belajar. Banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang mengalami kesulitan belajar merupakan hal yang biasa. Akan tetapi pada hakikatnya kesulitan belajar merupakan masalah pada orang yang mengalaminya, masalah tersebut bukanlah masalah biasa. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik membuat karya tulis tentang pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan judul “Pembelajaran Al-Qur’an Terhadap Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar. 


Identifikasi Masalah

Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan baik umum maupun agama, begitu pula Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), salah satunya yaitu anak yang mengalami kesulitan belajar. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang hakikat dari kesulitan belajar dan metode yang tepat dalam pembelajaran Al-Qur’an terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar. 

Tujuan Penulisan 

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, dalam penyusunan karya tulis ini ada beberapa tujuan yaitu: 1) Untuk mengetahui hakikat dari kesulitan belajar. 2) Untuk mengetahui metode pembelajaran Al-Qur’an terhadap anak yang mengalami kesulitan dalam belajar. 


Manfaat Penulisan 

Karya tulis ini memiliki manfaat yaitu menambah wawasan ilmu pengetahuan serta dengan adanya karya tulis ini diharapkan para pembaca dan pendidik Anak Bekebutuhan Khusus (ABK) dapat menerapakan metode yang pembelajaran Al-Quran yang terdapat dalam karya tulis ini. 


METODE PENULISAN 

Dalam penulisan karya tulis ini metode penulisan yang dipakai ialah kepustakaan. Metode kepustakaan ialah metode yang digunakan penulis dengan cara mencari referensi dari sumber lain seperti buku, internet, majalah, ataupun jurnal. 


PEMBAHASAN 

Hakikat Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar atau dalam bahasa inggris disebut dengan learning disability merupakan ketidakmampuan orang-orang yang memiliki IQ rata-rata hingga superior dalam satu atau lebih bidang akademik seperti membaca, menulis, menghitung, dan mengeja, atau dalam berbagai kete-rampilan umum seperti berbicara, mendengarkan dan berpikir. Ada dua faktor yang mempe-ngaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal kesulitan dalam belajar yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis. Sedangkan faktor eksternal kesulitan belajar diantaranya yaitu strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar pada anak, serta pemberian ulangan penguatan yang tidak tepat (Abdurrahman, 2003). 

Disfungsi neurologis bukan hanya menyebabkan kesulitan belajar saja akan tetapi dapat menyebabkan tunagrahita dan gangguan emosional juga. Ada tujuh faktor yang dapat menyebabkan disfungsi neurologis yang kemudian dapat menyebabkan kesulitan dalam hal belajar. Berbagai faktor penyebab ini dapat menimbulkan gangguan dari taraf ringan hingga taraf berat, berikut ini ketujuh faktor tersebut: 1) faktor genetik, 2) luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan oksigen, 3) biokimia yang hilang misalnya biokimia yang diperlukan untuk mem-fungsikan saraf pusat, 4) biokimia yang dapat merusak otak contohnya zat perwarna dalam makanan, 5) pencemaran lingkungan misalnya pencemaran timah hitam, 6) gizi yang tidak me-madai, 7) pengaruh-pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan perkembangan anak (Abdur-rahman, 2003). 

Kesulitan belajar merupakan kelompok yang heterogen tidak seperti tunanetra, tunarungu, atau tunagrahita yang bersifat homogen. Sehingga membuat klasifikasi kesulitan belajar tidaklah mudah. Akan tetapi secara garis besar klasifikasi kesulitan belajar terbagi menjadi dua kelompok yaitu: 1) kesulitan belajar yang berhubungan tentang perkembangan, kesulitan belajar ini mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, kesulitan belajar dalam perilaku sosial. 2) kesulitan belajar akademik, kesulitan ini mencakup kegagalan-kegagalan dalam bidang akademik seperti keterampilan membaca, menulis, dan berhitung (Abdurrahman, 2003). 


Metode Pembelajaran Al-Qur’an Terhadap Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar 

Dalam pembelajaraan Al-Qur’an ada beberapa metode yang digunakan. Metode-metode ini diciptakan agar mempermudah dan mempercepat dalam belajar Al-Qur’an. Berikut ini beberapa metode dalam pembelajaran Al-Qur’an. Berikut ini beberapa metode dalam pengajaran Al-Qur’an. 


Metode baghdadiyah 

Metode ini sudah sejak lama diterapkan di Indonesia. Akan tetapi saat ini metode bagh-dadiyah sudah jarang ditemui, dengan adanya metode ini maka muncul metode lainnya. Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan metode ini ialah: 1) mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi sudah hafal terlebih dahulu huruf-huruf hijaiyah, 2) anak yang lancar maka akan melanjutkan pada materi selanjutnya tanpa menunggu teman yang lain. Sedangkan kekurangan dari metode ini yaitu: 1) membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah terlebih dahulu dan harus dieja, 2) kurang variatif karena hanya satu jilid saja, 3) peserta didik kurang aktif karena harus mengikuti guru dalam membaca. (Munzidah, 2014). 


Metode iqro’ 

Metode ini merupakan metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca tanpa dieja, adapun kelebihannya sebagai berikut: 1) menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif, akan tetapi peserta didiklah yang aktif dalam pembelajaran, 2) penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama), privat, maupun cara eksistensi (peserta didik yang lebih tinggi jilid-nya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah), 3) komunikatif yaitu jika peserta mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan, 4) apabila ada peserta didik yang sama tingkat pelajarannya, bisa menggunakan sistem tadarus secara bergilir membaca sekitar dua baris sedangkan lainnya menyimak. Sedangkan kelemahan dari metode ini yaitu : 1) bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini, 2) tidak adanya media dalam belajar, 3) tidak dianjurkan menggunakan irama murrotal, (Munzidah, 2014). 


Metode al-barqy 

Metode ini disebut juga ANTI LUPA karena mempunya struktur yang apabila peserta didik lupa dengan huruf atau suku kata yang telah dipelajari, maka tanpa bantuan guru pun dia akan mudah mengingat kembali. Penamaan ANTI LUPA merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh DEPAG RI, (Gafur, 2012). Kelebihan metode ini ialah: 1) peserta didik akan mudah hafal dan mengingat karena dalam membacanya harus mengikuti cara membaca guru sampai hafal, kemudian setelah peserta didik hafal guru menunjukkan huruf secara acak, 2) memperkenalkan bacaan yang sulit dipahami yang sering dijumpai pada Al-Qur’an. Sedangkan kekurangan metode ini ialah: 1) peserta didik menjadi tidak aktif karena harus mengikuti bacaan guru terlebih dahulu, 2) tidak dikenalkan pada huruf mati (sukun), 3) tidak diperkenalkan tajwid sejak dini, 4) tidak variatif karena hanya terdapat satu jilid saja, (Munzidah, 2014). 


Metode qira’ati 

Metode ini merupakan metode membaca Al-Qur’an dengan cara memasukkan dan mem-praktikan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, sehingga memungkinkan peserta didik dapat mempelajari Al-Qur’an secara cepat dan mudah, (Gafur, 2012). Adapun kelebihan dari metode Qira’ati antara lain sebagai berikut: 1) Sebelum mengajar dengan metode ini peserta didik harus disahkan terlebih dahulu karena buku Qira’ati tidak diperjual belikan dan hanya untuk kalangan sendiri yakni bagi yang sudah mendapatkan syahadah (ijazah), 2) penerapannya menggunakan banyak metode. Prinsip dari metode ini yaitu untuk pendidik dan peserta didik, 3) ketika selesai mengaji meng-gunakan metode Qira’ati maka peserta didik menulis bacaan yang telah dibacanya, 4) metode ini memiliki enam jilid, apabila peserta didik khatam enam jilid tersebut maka dia meneruskan lagi bacaan-bacaan gharib (samar), 5) metode Qira’ati menggunakan ketukan, jadi dalam bacaan pendek dibaca pendek, 6) jika peserta didik sudah lulus enam jilid beserta gharibnya, maka bacaan-nya akan dites, kemudian setelah dinyatakan lulus peserta didik akan mendapatkan syahadah (ijazah). Sedangkan kelemahan dari metode ini yaitu bagi peserta didik yang tidak lancar maka akan lama pula lulusnya karena metde ini kelulusan tidak ditentukan oleh bulan/tahun, (Munzidah, 2014). 

Selain dari metode pembelajaran Al-Qur’an dikenal juga tempo bacaan Al-Quran yaitu cepat atau lambatnya dalam membaca Al-Qur’an. Tempo bacaan Al-Qur’an dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu: 1) tempo tartil, yaitu tempo bacaan yang dibawakan secara pelan-pelan dan tenang, tidak terlalu pelan dan tergesa-gesa. Irama yang biasa digunakan dalam tempo ini pun bervariasi, 2) tempo tahqiq, tempo ini lebih pelan dari tartil biasanya digunakan untuk metode pengajaran, 3) tempo hadr, merupakan tempo bacaan secara cepat namun tetap memperhatikan kaidah-kaidah tajwid, 4) tempo tadwir, tempo ini berada diantara tartil dan hadr yaitu tempo sedang, (Kosasih, 1991). Berdasarkan uraian diatas maka metode yang tepat dalam pembelajaran Al-Qur’an terhadap anak berkesulitan belajar yaitu dengan menggunakan metode al-barqy dan tempo tahqiq. 



PENUTUP 

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar yaitu ketidakmampuan seseorang yang memiliki IQ rata-rata atau superior dalam bidang akademik maupun keterampilan umum seperti membaca, menulis, menghitung, berbicara, mendengarkan dan berpikir. Dalam pembelajaran Al-Quran ada empat metode yang digunakan yaitu metode baghdadiyah, iqro’, al-barqi dan qira’ati. Selain itu ada empat tempo yang digunakan dalam membaca Al-Quran yaitu tartil, tahqiq, hadr dan tadwwir. Oleh karena itu, metode pembelajaran Al-Quran yang tepat terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan menggunakan metode al-barqy dan tempo tahqiq. 



DAFTAR PUSTAKA 

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 

Delphie, B. 2009. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting Pendidikan Inklusi. Sleman: PT. Intan Sejati Klaten. 

Gafur, A. 2012. Kajian Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Quran dalam Perspektif Multiple Intelligencies. Malang: PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim. 

Kosasih, A. 1991. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Mahasiswa IKIP Padang Semester I Tahun I. Padang: IKIP Padang. 

Munzidah. 2014. Implementasi Metode Qiroati dalam Meningkatkan Kemampuan Baca-Tulis Al-Qur’an di TPQ Miftahul Mubtadiin Desa Petis Benem Kec. Duduk Sampean Kota Greseik. Surabaya: digilib.uinsby.ac.id.

0 Response to "Pembelajaran Al-Quran Terhadap Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel