Pengertian Jihad, Dasar Hukum Jihad, Macam-macam Jihad, dan Tujuan Jihad


Pengertian Jihad

Jihad secara bahasa berasal dari kata jahada, yajhadu, jahdan, yang memiliki makna kekuatan dan upaya jerih payah. Sedangkan orang yang berjihad disebut dengan mujahid. Menurut pemahaman dalam bahasa jihad bermakna mengeluarkan seluruh kekuatan dan kemampuan untuk memberla diri dan melawan musuh.

Sedangkan menurut istilah jihad adalah perjuangan melawan orang-orang kafir yang menghalangi dakwah Islam sehingga tegaknya agama Islam dapat terwujud. Jihad juga memiliki pengertian mengeluarkan segenap usaha dan kemampuan untuk menghadapi segala seseuatu yang berkaitan dengan kesulitan dan penderitaan dalam menjalani hidup.

Jihad merupakan aktivitas yang berkaitan tidak hanya dengan aktivitas perang secara fisik karena jihad juga bermakna sebagai upaya sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seorang muslim dalam melawan kemunkaran. Jihad dapat dimulai dari hal terkecil yakni hati, kemudian lisan dan yang terakhir dengan fisik yakni melawan orang-orang kafir yang berusaha menghancurkan agama Islam dan pemeluknya.

Dari sudut pandang terminologi, pengetian jihad mencakup tiga aspek yaitu:

Jihad secara umum yaitu segala kemampuan yang dikerahkan oleh manusia baik pikiran maupun tindakan nyata untuk mencegah dari keburukan dan menegakkan kebenaran.
  
Jihad secara khusus sebagai usaha mengerahkan segala upaya dengan sungguh-sungguh disertai dengan pengorbanan dalam menyebarkan dan membela dakwah Islam.
  
Jihad yang terbatas dalam perang untuk membela agama Allah dari kalangan orang-orang kafir yang menghalangi dakwah Islam.

Dasar-Dasar Jihad dalam Al-Quran dan Hadits

Dasar jihad terdapat dalam Al-Quran Surat Al-Hajj : 78

وَجَٰهِدُوا فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”


Dasar jihad dalam hadits:

Dari Abu Hurairah bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, seorang ingin berjihad di jalan Allah, mencari kesenangan dunia.” Rasulullah berkata, “Ia tidak mendapat pahala” para sahabar membesar-besarkan peristiwa tersebut dan berkata kepad pemuda tadi, kembalilah bertanya kepada Rasulullah SAW, mungkin Anda salah paham. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, seorang ingin berjihad di jalan Allah mencari kesenangan/keuntungan dunia.” Rasulullah menjawab, “Ia tidak mendapatkan pahala” para sahabat berkata lagi, “kembalilah (bertanya) kepada Rasulullah SAW!” Rasulullah menjawab untuk ketiga kalinya, “Ia tidak mendapat pahala.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim, dan Ibnu Majjah)


Macam-Macam Jihad

Jihad memiliki makna yang sangat luas sehingga berbagai macam bentuk amal yang dapat dikatakan sebagai jihad. Di antara bentuk jihad ada tiga macam yaitu: jihad melawan musuh yang jelas (dhahir), jihad melawan setan, dan jihad melawan hawa nafsu.

Menurut salah seorang ulama salaf yaitu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah,beliau membagi macam jihad menjadi tiga tingkatan yaitu:

1. Jihad melawan hawa nafsu

Bersungguh-sungguh untuk mengendalikan hawa nafsu adalah salah satu yang harus kita lakukan untuk pertama kalinya. Hawa nafsu cenderung membawa kita kepada keburukan karena hawa nafsu diselimuti dengan kesenangan-kesenangan yang bersifat sementara.

Iman Al-Ghazali mengatakan bahwa hawa nafsu adalah musuh yang dicintai, sebab ia senantiasa memerintahkan kepada kesenangan-kesenangan yang berakibat melalaikan pemiliknya. Allah berfirman dalam QS. Yusuf : 53

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”


Jihad melawan hawa nafsu pada diri kita dapat dilakukan dengan:
  • Memahami pedoman-pedoman agama yang dapat membawa jiwa kepada keberuntungan dan kebahagiaan yang hakiki.
  • Menerapkan ilmu agama dari yang sudah dipelajari dalam kehidupan nyata.  
  • Mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan sesuai tuntunan agama sehingga ia akan menjadi sebaik-baiknya manusia karena ilmu dan amalnya serta turut menyebarkan kebaikan. 
  • Tabah dan menahan diri dari bebagai godaan dan rintangan dalam menjalankan dakwah. 

2. Jihad melawan setan
Setan adalah musuh yang tidak tampak dalam pandangan manusia. Ia menjebak manusia melalui bisikan-bisikan hati yang mendorong manusia untuk berbuat kejahatan dan kekafiran.

Maka kita harus berupaya membuat setan berputus asa untuk menggoda diri kita dengan berbekal keyakinan dan kesabaran. Allah SWT berfirman dalam QS. As-Sajadah (32): 24

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا۟ ۖ وَكَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ

“Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”


Firman Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa kejayaan dalam beragama dapat dicapai dengan dua hal yaitu kesabaran dan keyakinan. Kesabaran yang dimiliki seseorang dapat menghindarkan dirinya dari segala bentuk keinginan dan dorongan hawa nafsu yang mengajak kepada keburukan. Sedangkan keyakinan berperan untuk menghilangkan segala keraguan dalam diri kita.

3. Jihad melawan orang-orang kafir dan orang munafik
jihad melawan orang kafir yang memusuhi dan menghalangi dakwah Islam dapat dilakukan secara lisan maupun dengan kekuatan fisik yang memerlukan pengorbanan harta dan jiwa.

Sedangkan memerangi orang-orang munafik lebih sulit karena mereka berkumpul dengan orang-orang Islam dan secara lahiriyah sulit dibedakan antara orang munafik dan orang-orang beriman. Allah SWT berfirman dalam QS. At-Tahrim: 9

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ جَٰهِدِ ٱلْكُفَّارَ وَٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.”

Tujuan Jihad

Tujuan utama seruan jihad dalam agama Islam adalah untuk mempertahankan dan membela agama Islam serta meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Selain itu tujuan jihad dalam agama Islam dapat disebutkan lebih rinci sebagai berikut:

Melindungi hak-hak umat Islam dari perampasan pihak lain.
Menghilangkan berbagai bentuk fitnah, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah : 193

وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang dzalim.”

Memberantas kemusyrkan demi meluruskan tauhid, Allah SWT berfirman dalam QS. At-taubah : 36 

وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

“...Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Menegakkan keadilan bagi seluruh manusia, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj:39

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَٰتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا۟ ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”

0 Response to "Pengertian Jihad, Dasar Hukum Jihad, Macam-macam Jihad, dan Tujuan Jihad"

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan dan tidak mengandung penghinaan SARA

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel